KISAH PERANTAU DI TANAH YANG ASING

  KISAH PERANTAU DI TANAH YANG ASING   Pada suatu malam Sang Hyang bersabda, “Pergilah ke Timur, ke tanah yang Kujanjikan keluarlah dari kota ayahmu pergilah dari kota kakek moyangmu seperti halnya Isyana boyongan begitulah kamu akan mengenang moyangmu yang di Medang.”   Aku mengiya dalam kedalaman sembah-Hyang, sembari mengenang para leluhur, bapak dan eyang. Leluhurku adalah Sang Tiyang Mardika yang dengan kebebasannya menganggit sastra Jawa . Sementara eyang adalah pasukan Slamet Riyadi, ibunya Tumenggung, ayahnya Lurah! Bapak sendiri adalah pegawai negeri, guru sekolah menengah di utara Jawa Tengah.   Di sinilah aku sekarang, di tanah Wangsa Rajasa Tidak pernah aku sangka, tidak pernah aku minta Apa yang Kaumaui, Dhuh Gusti Pangeran mami ?! Apa yang Kaukehendaki kulakukan di tanah ini?   Belum genap semua terjawab, empat kali bumi kelilingi matahari! Pun baru purna enam purnama, saat aku tetirah di timur Singhasari, oh, aku

Anak Seorang TKI

Anak Seorang TKI

(disadur dari lirik lagu Children - Orphaned Land)

Aku sendiri di sini
Segala yang kutahu lenyap pergi
Dan aku tak ingin mati
Apa yang akan kualami?
Apakah aku ditakdirkan jadi piatu?
Korban lain yang penuh pilu?

Bagaimana mungkin kita bisa hidup dengan kengerian yang kita bawa ke dunia ini?
Apa yang sebenarnya telah membutakan mata kita sehingga kita tersesat kini?

Tiada yang tersisa dalam ruang kosong ini
Ruang di mana dulu pernah kutinggali
Bu, mengapa kautinggalkan kami
            jadi TKI dan mati di Saudi?
Pak, mengapa kita harus berjuang demi hidup ini?
Haruskah kualami yang kaualami
hidup dan mati sebagai kuli?

Bagaimana mungkin kita bisa hidup di dunia di mana hidup adalah perkara jual beli?

disadur oleh Padmo Adi

Comments