KISAH PERANTAU DI TANAH YANG ASING

  KISAH PERANTAU DI TANAH YANG ASING   Pada suatu malam Sang Hyang bersabda, “Pergilah ke Timur, ke tanah yang Kujanjikan keluarlah dari kota ayahmu pergilah dari kota kakek moyangmu seperti halnya Isyana boyongan begitulah kamu akan mengenang moyangmu yang di Medang.”   Aku mengiya dalam kedalaman sembah-Hyang, sembari mengenang para leluhur, bapak dan eyang. Leluhurku adalah Sang Tiyang Mardika yang dengan kebebasannya menganggit sastra Jawa . Sementara eyang adalah pasukan Slamet Riyadi, ibunya Tumenggung, ayahnya Lurah! Bapak sendiri adalah pegawai negeri, guru sekolah menengah di utara Jawa Tengah.   Di sinilah aku sekarang, di tanah Wangsa Rajasa Tidak pernah aku sangka, tidak pernah aku minta Apa yang Kaumaui, Dhuh Gusti Pangeran mami ?! Apa yang Kaukehendaki kulakukan di tanah ini?   Belum genap semua terjawab, empat kali bumi kelilingi matahari! Pun baru purna enam purnama, saat aku tetirah di timur Singhasari, oh, aku

Yesus Seorang Eropa


Yesus Seorang Eropa

Yesus, pemuda Desa Galilea
            seorang Yahudi dia
            “encik” kalau aku boleh berkata.
Yesus mati dengan cara Roma
            dibawa hingga ke Eropa
            maka jadi Eropa dia
Kulit cokelatnya jadi putih
            pipinya pun kemerah-merahan
            walau rambutnya tetap cokelat ikal.
Yesus dibawa ke Nusantara
            oleh para petualang Eropa
            sampai di Jawa
            dia tetap Eropa
            dia tak sanggup jadi Jawa.
Udik!

pascapaskah, 23 April 2014
Padmo Adi

Comments